Senin, 07 Maret 2011

Olah Raga itu Sunah Nabi












[ الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ ]
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).

Amirul Mukminiin Umar Ibnul Khottob  Radhiyallohu anhu berkata,
“ ‘allimuu aulaadakumurimaayata was sibaahata wa rukuubal khoyli. “( Musnad Imam Ahmad Juz 1/302)
Artinya : Ajarkanlah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.
Perkataan di atas adalah seruan dari sang amirul mukminin untuk melakukan aktifitas tersebut dalam mendidik anak-anak kita yaitu melatihnya menggunakan senjata baik itu panah, roket,meriam maupun tank  untuk membela diri dan menjaga keutuhan bangsa lebih-lebih agamanya.  Hal ini dikarenakan pemuda adalah tiang dan penopang maju berkembangnya suatu bangsa. Jika sejak kecil kekuatan dan kesehatan mereka diperhatikan, maka kuatnya pemuda yang berimbas pada kuatnya suatu bangsa menjadi keniscayaan, namun jika kesehatan mereka diterlantarkan maka suatu bangsa akan menjadi lemah. Berolah raga dan beraktifitas merupakan sebab utama yang akan menjaga kesehatan, yaitu apabila dilakukan dengan ukuran seimbang dan sesuai ( tidak berlebihan ). Olah raga dapat menumbuhkan fisik pemuda dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengemban sulitnya pekerjaan. Aktifitas ini juga telah menjadikan mereka dapat mengisi kekosongan waktu dengan hal yang bermanfaat, juga menanamkan nilai-nilai luhur dalam jiwa mereka untuk berani dan maju. Nilai inilah yang akan selalu mendidik mereka untuk fastabiqul khoiroot.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata,” Bagian organ mana saja yang banyak digerakkan maka akan kuat. Khususnya berkaitan dengan jenis olah raga tersebut, bahkan seluruh kekuatan berawal dari sini, misalnya siapa yang banyak menghapal maka akan kuat hapalannya, siapa yang banyak berfikir maka akan kuat kecerdasan pikirannnya. Setiap organ tubuh memiliki organ yang khusus. Adapun menunggang kuda memanah, bergulat dan lomba lari adalah olah raga fisik. semua itu dapat menghilangkan penyakit menahun seperti kusta, busung air, dan sakit perut. ( Zaadul Maad juz 3/ 145 ).
Ibnu Umar pernah meriwayatkan bahwa Nabi Saw pernah berlomba lari dengan kuda yang kurus , jaraknya sekitar tsaniyatul wada’. Beliau (ibnu Umar ) juga pernah berlomba lari dengan kuda yang tidak kurus dari tsniyatul wada’ sampai Masjid Bani Zuraiq dan Ibnu Umar yang menjadi pemenangnya.Muttafaq alaih (Fathul Bari Juz 6/71 )
Dalam riwayat lain dari salman bin al akhwaberkata:” Rasulullah Saw berjalan melewati sekelompok lelaki yang sedang berlomba memanah, lalu Rasulullah bersabda,” Memanahlah kalian wahai bani Ismail karena ayah kalian adalah para pemanah, memanahlah sedangkan saya berada pada pihak bani fulan.” Salman melanjutkan,” salah satu kelompok memegang panah ditangannya ( tidak mau berlomba ) Rasulullah lantas bertanya,” Mengapa kalian tidak mau memanah ?” Mereka menjawab,” Bagaimana kami akan memanah sedangkan engkau berada di pihak mereka?” Rasulullah menjawab,” Memanahlah karena aku ada dipihak kalian semua.”
( Fathul Bari juz 9/91 dan Majma’ zawaid juz 5/ 268 )
Kedua hadits di atas adalah anjuran Rasulullah agar berolah raga. Pasalnya aktifitas ini akan menimbulkan semangat, energi serta fisik yang kuat dan juga memperbaiki metabolisme tubuh sehingga badan akan selalu prima dan terhindar dari berbagai penyakit.
Hadist Rasulullah SAW, “Didiklah anak-anakmu berenang, memanah, dan berkuda.”
Kalau kita runut hadis Rasulullah SAW tersebut manfaat dari tiga olah raga tersebut adalah:
  1. Berenang, bermanfaat bagi ketahanan fisik anak. Anak yang mahir berenang akan kuat pernapasannya, dan ini amat besar pengaruhnya bagi kecerdasan anak ketika asupan oksigen ke otak itu terdistribusi dengan cukup. Selain itu, anak yang rutin berenang akan terkoordinasi gerakannya. Olah raga berenang itu melibatkan hampir seluruh otot, dan ini tentunya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina seseorang sehingga tetap bugar dan tidak gampang sakit.
  2. Memanah, bermanfaat untuk melatih kepercayaan diri serta jiwa kepemimpinan anak sejak dini. Seorang pemimpin haruslah bersifat visoner dan fokus pada tujuan, makna filosofis ini ada dipelajaran memanah, dimana anak harus melatih aspek visualnya dalam membidik sasaran panah. Selain itu, pemimpin yang elegan itu haruslah memiliki strategi dalam mencapai tujuan organisasinya. Saat anak mengeker anak panah kearah sasaran, mental menata strategi terbentuk. Karena mereka belajar sejak anak-anak dan metode memanah itu bersifat kontekstual dan melibatkan aspek fisik mereka, maka karakter kepemimpinan tersebut akan menghujam kuat dihati mereka dan akan menjadi modal yang berhaga bagi mereka dimasa-masa yang akan datang.
  3. Berkuda, karakter anak banyak sekali terbentuk dari belajar berkuda. Dengan olah raga ini, anak dilatih jiwa kepemimpinan,  kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi serta tidak takut terhadap makhluk Alloh lainnya yaitu kuda.
Umar bin Khotob ra, pernah berkata juga yang maknanya, “didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu.”
Selain manfaat filosofis yang bisa kita dapatkan, ketiga olah raga yang direkomendasikan Rasulullah SAW tentunya dapat kita terapkan pada konteks kekinian.
Rasulullah SAW memerintahkan ummat Islam untuk mengajari anak-anak mereka berenang, memanah dan berkuda.  Sebagian orang menganggap hadist ini tidak lagi relevan dengan keadaan sekarang.  Namun, apakah hadist tersebut memang ”ketinggalan zaman”?
Jika hanya ditafsirkan secara harfiah, mungkin benar, walaupun ketiga kegiatan tersebut tetap boleh dilaksanakan dan tetap bermanfaat.  Namun Rasulullah SAW tentu bukan sedang berkata-kata menurut hawa nafsunya.  Beliau lebih memprediksi keadaan di masa depan.
  1. Berenang dalam hadits di atas dapat ditafsirkan sebagai berenang dalam berbagai macam pemikiran manusia.  Kita melihat pada zaman sekarang ini jumlah ideologi atau isme hampir sama banyaknya dengan jumlah kepala manusia, apalagi di dunia maya seperti ini.  Apabila kita tidak mampu berenang di lautan pemikiran manusia tersebut, bisa jadi tanpa sadar kita tenggelam dan kehilangan iman yang seharusnya menjadi pegangan kita.  Untuk memiliki kemampuan berenang tersebut, kita harus banyak membaca, mencari ilmu dan belajar pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.  Kemampuan ”berenang” tadi akan menjadi bekal agar kita dapat melaksanakan perintah yang berikutnya yaitu memanah:
  2. Memanah adalah simbol dari ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk berinteraksi dengan manusia agar kita dan mereka dapat bersinergi dan saling menguntungkan.  Memanah memerlukan konsentrasi dan latihan yang berkesinambungan.  Memanah sasaran yang bergerak tentu lebih sulit daripada sasaran yang diam.  Setiap sasaran (hati manusia) memiliki karakteristik tersendiri dan sasaran tersebut selalu bergerak gerak (hati manusia senantiasa berbolak-balik).  Namun, apabila kita berhasil  memanah sasaran tersebut (mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang tersebut), maka kita siap untuk melaksanakan perintah yang selanjutnya: berkuda.
  3. Berkuda dalam hadist ini adalah simbol kerjasama yang saling menguntungkan.  Secara fisik kuda tentu lebih kuat dari penunggannya, namun sang penunggang tetap harus menguasai kuda tersebut agar dia bisa sampai ke tujuannya.  Demikian pula dalam kehidupan manusia.  Kita sering kali harus memimpin orang-orang yang lebih pintar, lebih kuat dan lebih banyak memiliki kelebihan dibanding kita.  Berkuda dalam hal ini adalah simbol dari hidup dan beramal soleh secara berjamaah.
Ayo kita berolah raga dengan tujuan mengikuti anjuran Rasulullah, dengan begitu kita akan mendapatkan badan yang sehat serta pahala dari Alloh..amiin
Namun, satu hal yang harus diingat adalah kemampuan-kemampuan yang disimbolkan dengan berenang, memanah dan berkuda tersebut adalah amanah yang harus digunakan untuk mematuhi perintah Alloh dan RasulNya, bukan untuk disalahgunakan demi memenuhi tuntutan hawa nafsu.
Dikumpulkan dari berbagai sumber:
- Musnad Imam Ahmad Juz 1/302
- tanbihun.com

Sabtu, 05 Maret 2011

Hormat dan santun terhadap Guru

Guru merupakan orang tua kita di sekolah. Guru banyak berjasa bagi kita. Guru mengajari kita banyak hal. Kita mampu membaca, menulis, menghitung karena diajarkan oleh guru. Karena itu, sudah seharusnya kitaberperilaku hormat dan santun kepada guru. Cara berperilaku hormat dan santun kepada guru yaitu dengan :
  • Hormat kepada Guru
Sebagai pelajar yang baik, kita harus selalu menghormati bapak dan ibu guru. Hormat kepada guru dilakukan di manapun, baik di sekolah maupun di jalan. Menghormati guru bisa dilakukan dengan cara berikut :
  1. Apabila berjumpa dengan guru, ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan membungkukkan sedikit badan.
  2. Apabila guru sedang mengajar, duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa yang diajarkan agar mudah memahaminya.
  • Mematuhi Perintah Guru
Guru orang yang berjasa dalam hidup kita. Mereka mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Di sekolah, kita harus selalu menghormati semua perintah guru. Mematuhi perintah guru dapat dilakukan dengan cara :
  1. Apabila kta diperintah oleh guru, misalnya mengambil kapur, mengantarkan buku, menghapus papan tulis dan sebagainya, kita harus melaksanakannya.
  2. Selalu menaati peraturan sekolah. Misalnya apabila tidak masuk karena sakit, harus membuat surat izin, memakai seragam sesuai waktunya, dan sampai di kelas tepat pada waktunya.
  3. Apabila mendapat tugas atau pekerjaan rumah (PR) selalu dikerjakan dan dikumpulkan tepat pada waktunya.
  4. Apabila mendapat tugas piket, berangkat lebih awal agar tidak mengganggu waktu belajar.
  • Meneladani Sikap Baik Guru
Bapak dan ibu guru dapat dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Mereka orang yang membimbing kita. Oleh karena itu, kita dapat meneladani sikap baik bapak dan ibu guru. Meneladani sikap baik guru dapat dilakukan dengan cara :
  1. Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat dengan membaca buku.
  2. Meniru tutur kata-kata baiknya.
  3. Melaksanakan semua nasihatnya.

MIN 2 Johar Baru Menuju Rintisan Madrasah Standar Nasional



 Sesuai dengan program MIN 2 Johar Baru pada tahun 2009-2010 MIN 2 Johar Baru dipersiapkan untuk dijadikan Sekolah Rintisan Madrasah Standar Nasional, tahun 2010-2011 MIN 2 Johar Baru diharapkan sudah menjadi Rintisan Madrasah Nasional, dan 2 tahun kedepan mulai dari sekarang MIN 2 Johar Baru sudah menjadi Madrasah yang berstandar Nasional plus.
Persiapannya mulai dari sekarang, yakni pada tahun 2010 – 2011. Dan 2011 sudah menjadi Rintisan Madrasah Standar Nasional, dan pada tahun 2012-2013  MIN 2 Johar Baru ditargetkan sudah berstandar Nasional dan 25% kurikulumnya berstandar Internasional.
Langkah yang akan dilakukan untuk mewujudkan sekolah MIN 2 Johar Baru berstandar nasional ada delapan standar yang harus dipenuhi. Karena sekolah standar Nasional adalah sekolah yang memenuhi atau hampir memenuhi standar Nasional. Kedelapan standar tersebut adalah :
  1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
  2. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  3. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
  4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
  5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
  6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
  7. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
  8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Selain Kedelapan Standar tersebut di atas dukungan seluruh pihak  Stakeholder  terkait mulai dari Kep Sek, Dewan Guru, Karyawan, Siswa/i serta Orang Tua (Komite Sekolah) sangat lah diperlukan.
Semoga terwujud...