[ الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ ]
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
Amirul Mukminiin Umar Ibnul Khottob Radhiyallohu anhu berkata,
“ ‘allimuu aulaadakumurimaayata was sibaahata wa rukuubal khoyli. “( Musnad Imam Ahmad Juz 1/302)
Artinya : Ajarkanlah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.
Perkataan di atas adalah seruan dari sang amirul mukminin untuk melakukan aktifitas tersebut dalam mendidik anak-anak kita yaitu melatihnya menggunakan senjata baik itu panah, roket,meriam maupun tank untuk membela diri dan menjaga keutuhan bangsa lebih-lebih agamanya. Hal ini dikarenakan pemuda adalah tiang dan penopang maju berkembangnya suatu bangsa. Jika sejak kecil kekuatan dan kesehatan mereka diperhatikan, maka kuatnya pemuda yang berimbas pada kuatnya suatu bangsa menjadi keniscayaan, namun jika kesehatan mereka diterlantarkan maka suatu bangsa akan menjadi lemah. Berolah raga dan beraktifitas merupakan sebab utama yang akan menjaga kesehatan, yaitu apabila dilakukan dengan ukuran seimbang dan sesuai ( tidak berlebihan ). Olah raga dapat menumbuhkan fisik pemuda dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengemban sulitnya pekerjaan. Aktifitas ini juga telah menjadikan mereka dapat mengisi kekosongan waktu dengan hal yang bermanfaat, juga menanamkan nilai-nilai luhur dalam jiwa mereka untuk berani dan maju. Nilai inilah yang akan selalu mendidik mereka untuk fastabiqul khoiroot.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata,” Bagian organ mana saja yang banyak digerakkan maka akan kuat. Khususnya berkaitan dengan jenis olah raga tersebut, bahkan seluruh kekuatan berawal dari sini, misalnya siapa yang banyak menghapal maka akan kuat hapalannya, siapa yang banyak berfikir maka akan kuat kecerdasan pikirannnya. Setiap organ tubuh memiliki organ yang khusus. Adapun menunggang kuda memanah, bergulat dan lomba lari adalah olah raga fisik. semua itu dapat menghilangkan penyakit menahun seperti kusta, busung air, dan sakit perut. ( Zaadul Maad juz 3/ 145 ).
Ibnu Umar pernah meriwayatkan bahwa Nabi Saw pernah berlomba lari dengan kuda yang kurus , jaraknya sekitar tsaniyatul wada’. Beliau (ibnu Umar ) juga pernah berlomba lari dengan kuda yang tidak kurus dari tsniyatul wada’ sampai Masjid Bani Zuraiq dan Ibnu Umar yang menjadi pemenangnya.Muttafaq alaih (Fathul Bari Juz 6/71 )
Dalam riwayat lain dari salman bin al akhwaberkata:” Rasulullah Saw berjalan melewati sekelompok lelaki yang sedang berlomba memanah, lalu Rasulullah bersabda,” Memanahlah kalian wahai bani Ismail karena ayah kalian adalah para pemanah, memanahlah sedangkan saya berada pada pihak bani fulan.” Salman melanjutkan,” salah satu kelompok memegang panah ditangannya ( tidak mau berlomba ) Rasulullah lantas bertanya,” Mengapa kalian tidak mau memanah ?” Mereka menjawab,” Bagaimana kami akan memanah sedangkan engkau berada di pihak mereka?” Rasulullah menjawab,” Memanahlah karena aku ada dipihak kalian semua.”
( Fathul Bari juz 9/91 dan Majma’ zawaid juz 5/ 268 )
Kedua hadits di atas adalah anjuran Rasulullah agar berolah raga. Pasalnya aktifitas ini akan menimbulkan semangat, energi serta fisik yang kuat dan juga memperbaiki metabolisme tubuh sehingga badan akan selalu prima dan terhindar dari berbagai penyakit.
Hadist Rasulullah SAW, “Didiklah anak-anakmu berenang, memanah, dan berkuda.”
Kalau kita runut hadis Rasulullah SAW tersebut manfaat dari tiga olah raga tersebut adalah:
- Berenang, bermanfaat bagi ketahanan fisik anak. Anak yang mahir berenang akan kuat pernapasannya, dan ini amat besar pengaruhnya bagi kecerdasan anak ketika asupan oksigen ke otak itu terdistribusi dengan cukup. Selain itu, anak yang rutin berenang akan terkoordinasi gerakannya. Olah raga berenang itu melibatkan hampir seluruh otot, dan ini tentunya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina seseorang sehingga tetap bugar dan tidak gampang sakit.
- Memanah, bermanfaat untuk melatih kepercayaan diri serta jiwa kepemimpinan anak sejak dini. Seorang pemimpin haruslah bersifat visoner dan fokus pada tujuan, makna filosofis ini ada dipelajaran memanah, dimana anak harus melatih aspek visualnya dalam membidik sasaran panah. Selain itu, pemimpin yang elegan itu haruslah memiliki strategi dalam mencapai tujuan organisasinya. Saat anak mengeker anak panah kearah sasaran, mental menata strategi terbentuk. Karena mereka belajar sejak anak-anak dan metode memanah itu bersifat kontekstual dan melibatkan aspek fisik mereka, maka karakter kepemimpinan tersebut akan menghujam kuat dihati mereka dan akan menjadi modal yang berhaga bagi mereka dimasa-masa yang akan datang.
- Berkuda, karakter anak banyak sekali terbentuk dari belajar berkuda. Dengan olah raga ini, anak dilatih jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi serta tidak takut terhadap makhluk Alloh lainnya yaitu kuda.
Umar bin Khotob ra, pernah berkata juga yang maknanya, “didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu.”
Selain manfaat filosofis yang bisa kita dapatkan, ketiga olah raga yang direkomendasikan Rasulullah SAW tentunya dapat kita terapkan pada konteks kekinian.
Rasulullah SAW memerintahkan ummat Islam untuk mengajari anak-anak mereka berenang, memanah dan berkuda. Sebagian orang menganggap hadist ini tidak lagi relevan dengan keadaan sekarang. Namun, apakah hadist tersebut memang ”ketinggalan zaman”?
Jika hanya ditafsirkan secara harfiah, mungkin benar, walaupun ketiga kegiatan tersebut tetap boleh dilaksanakan dan tetap bermanfaat. Namun Rasulullah SAW tentu bukan sedang berkata-kata menurut hawa nafsunya. Beliau lebih memprediksi keadaan di masa depan.
- Berenang dalam hadits di atas dapat ditafsirkan sebagai berenang dalam berbagai macam pemikiran manusia. Kita melihat pada zaman sekarang ini jumlah ideologi atau isme hampir sama banyaknya dengan jumlah kepala manusia, apalagi di dunia maya seperti ini. Apabila kita tidak mampu berenang di lautan pemikiran manusia tersebut, bisa jadi tanpa sadar kita tenggelam dan kehilangan iman yang seharusnya menjadi pegangan kita. Untuk memiliki kemampuan berenang tersebut, kita harus banyak membaca, mencari ilmu dan belajar pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Kemampuan ”berenang” tadi akan menjadi bekal agar kita dapat melaksanakan perintah yang berikutnya yaitu memanah:
- Memanah adalah simbol dari ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk berinteraksi dengan manusia agar kita dan mereka dapat bersinergi dan saling menguntungkan. Memanah memerlukan konsentrasi dan latihan yang berkesinambungan. Memanah sasaran yang bergerak tentu lebih sulit daripada sasaran yang diam. Setiap sasaran (hati manusia) memiliki karakteristik tersendiri dan sasaran tersebut selalu bergerak gerak (hati manusia senantiasa berbolak-balik). Namun, apabila kita berhasil memanah sasaran tersebut (mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang tersebut), maka kita siap untuk melaksanakan perintah yang selanjutnya: berkuda.
- Berkuda dalam hadist ini adalah simbol kerjasama yang saling menguntungkan. Secara fisik kuda tentu lebih kuat dari penunggannya, namun sang penunggang tetap harus menguasai kuda tersebut agar dia bisa sampai ke tujuannya. Demikian pula dalam kehidupan manusia. Kita sering kali harus memimpin orang-orang yang lebih pintar, lebih kuat dan lebih banyak memiliki kelebihan dibanding kita. Berkuda dalam hal ini adalah simbol dari hidup dan beramal soleh secara berjamaah.
Ayo kita berolah raga dengan tujuan mengikuti anjuran Rasulullah, dengan begitu kita akan mendapatkan badan yang sehat serta pahala dari Alloh..amiin
Namun, satu hal yang harus diingat adalah kemampuan-kemampuan yang disimbolkan dengan berenang, memanah dan berkuda tersebut adalah amanah yang harus digunakan untuk mematuhi perintah Alloh dan RasulNya, bukan untuk disalahgunakan demi memenuhi tuntutan hawa nafsu.
Namun, satu hal yang harus diingat adalah kemampuan-kemampuan yang disimbolkan dengan berenang, memanah dan berkuda tersebut adalah amanah yang harus digunakan untuk mematuhi perintah Alloh dan RasulNya, bukan untuk disalahgunakan demi memenuhi tuntutan hawa nafsu.
Dikumpulkan dari berbagai sumber:
- Musnad Imam Ahmad Juz 1/302
- tanbihun.com